PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS

By #smkpgri1bogor_official 10 Jun 2021, 10:35:00 WIB Sekolah
PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, menerangkan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas akan dilakukan serentak pada Juli mendatang.

Konsep yang benar dari Pembelajaran Tatap Muka terbatas adalah mengatur jumlah peserta didik di setiap kelas agar menjadi lebih sedikit dari jumlah normal. Pengaturan juga dilakukan pada meja dan kursi pelajar. Jumlah kursi dikurangi dan jaraknya diatur sesuai protokol.

Pembelajaran Tatap Muka terbatas ini pemahamannya yang benar adalah anak tidak perlu mengikuti pembelajaran penuh dalam sehari, tapi diatur sesuai kebutuhan di sekolah masing-masing, jumlah harinya tidak harus tiap hari.

Dari aspek materi pembelajaran, yang diberikan dalamPembelajaran Tatap Muka terbatas hanyalah materi yang paling esensial. Dengan kata lain, tidak semua materi diberikan kepada anak sehingga membuat anak pusing.

Hal yang perlu dipahami oleh masyarakat terutama orangtua terkait Pembelajaran Tatap Muka terbatas tersebut yakni opsi tatap muka. Sekolah wajib memberi opsi tatap muka setelah bapak tenaga pendidik sudah divaksinasi 2 tahap.

Pengertian memberi opsi ini adalah ada dua pilihan bagi peserta didik yaitu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Artinya, bagi orangtua yang belum mantap untuk mengirim putra putrinya ke sekolah boleh mengajukan untuk tetap belajar di rumah.

Hal penting lainnya adalah basis dari Pembelajaran Tatap Muka terbatas yaitu PPKM mikro. Penerapan Pembelajaran Tatap Muka terbatas yang didasari PPKM mikro akan tergantung pada dinamika COVID-19 di wilayah masing-masing. Jadi mungkin secara nasional tidak akan sama antara satu provinsi dengan provinsi lain, satu kabupaten dengan kabupaten lain, bahkan antar kecamatan, itu juga mengikuti dinamika COVID-19 di wilayah masing-masing.

Sedangkan, jika saat Pembelajaran Tatap Muka berlangsung kemudian ditemukan kasus COVID-19 di sekolah, maka langkah yang perlu diambil adalah sekolah tersebut harus menghentikan Pembelajaran Tatap Muka terbatasnya kemudian melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment). Guru maupun keluarga besar sekolah yang mengalami sakit segera dirujuk ke RS terdekat, kemudian yang harus menjalani isolasi segera dilaporkan dan dikoordinasikan dengan gugus COVID-19 setempat untuk mendapatkan penanganan sebagaimana mestinya.

Sekolah juga harus ditutup sementara, jika sudah memungkinkan dapat dibuka kembali, tutupnya.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment